POROSJAKARTA. COM, JAKARTA - Berbagai aksi penolakan terhadap keputusan Panitia Seleksi (Pansel) Majelis Rakyat Papua (MRP) Papua Barat Daya membuat Polres Kabupaten Maybrat harus melakukan antisipasi agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan pada saat pengumuman nanti.
Kapolres Maybrat Glenn Rooi Molle mengatakan pihaknya telah melakukan antisipasi terutama menjelang pengumuman 10 nama calon Anggota Majelis Rakyat Papua Barat Daya (MRPBD) di Kabupaten Maybrat.
Seperti diketahui dua minggu terakhir suasana di Papua Barat Daya diwarnai aksi-aksi penolakan atas kinerja Pansel (Panitia Seleksi) yang dinilai sejumlah tokoh adat lebih merugikan pihak masyarakat adat dan perempuan.
Aktivis Perempuan, Sofia Poppy Maipauw menyatakan masyarakat adat dan Perempuan seolah dilecehkan oleh kinerja Pansel MRP PBD yang mengesampingkan dasar hukum dan tata nilai lokal.
Tidak itu saja. Minggu lalu, delapan suku besar Papua Wilayah 3 Domberay mendatangi Sekretariat Panitia Seleksi MRP Provinsi Papua Barat Daya.
Mereka mengeritik Pansel MRPPBD yang bekerja tidak sesuai Peraturan Gubernur Provinsi Papua Barat Daya Nomor 3 Tahun 2023 tentang Tatacara Pembentukan dan Jumlah Keanggotaan MRP-PBD.
Sehari sebelumnya Ketua Dewan Adat Suku Maya (Dasmaya) Kabupaten Raja Ampat, Kristian Thebu, menyampaikan surat protes kepada Gubernur Provinsi Papua Barat Daya, dan Ketua Pansel MRP Provinsi Papua Barat Daya tentang penolakan mereka terhadap hasil seleksi calon Anggota MRP periode 2023-2028 Raja Ampat
Pernyataan sikap para dewan adat dan perempuan ini memperlihatkan adanya ketidakbecusan Pansel melaksanakan pekerjaannya, mengesampingkan sejumlah aturan main, dan tampaknya mendepak kelompok atau suku lain demi mobilisasi suku dan kepentingan tertentu.
Inilah sebenanya akar dari semua gejolak yang terjadi di Papua Barat Daya.
Karena itu Polres Kabupaten Maybrat, Glenn Rooi Molle, melakukan antisipasi dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat adat dan tokoh tokoh perempuan yang merasa tezolimi ini.
"Semenjak penjaringan calon anggota MRPBD kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak tokoh adat dan tokoh perempuan menjaga Kamtibmas," tutur Kapolres Glenn Rooi Molle
"Kita sudah sampaikan kepada para tokoh adat, dan tokoh perempuan agar bersama-sama menjaga ketertiban dan keamanan Maybrat," kata Kapolres Glenn Rooi Molle.
Putra Ambon ini menjelaskan, wilayah Kabupaten Maybrat kini sudah kondusif. Ini semua berkat adanya kerjasama dari semua pihak.
"Untuk pilkada 2024, polisi juga sudah mengantisipasi terkait gangguan yang timbul saat pesta politik berlangsung," kata Glenn Rooi Molle.
[PJ/Mike Wangge]