POROSJAKARTA.COM, JAKARTA - Psikolog Diah Primi Paramita, P.Si, M.Si meminta agar para pelatih olahraga umumnya meneliti persoalan yang terjadi mengapa atlet sering kali tidak mengikuti latihan secara rutin.
Banyak pelatih diketahui memarahi atletnya karena sering kali absen latihan. Pelatih tidak melihat latar belakan sebab-musebab mengapa atlet tidak berlatih. Ternyata sebabnya karena pihak sekolah bersikukuh pelajar harus sekolah demi kelulusan.
Pihak sekolah malahan menyuruh pelajar yang adalah atlet berhenti saja berlatih kalau mau lulus. Kalau mau tidak lulus silahkan pilih berlatih. Keharusan disiplin tanpa kompromi seperti ini sangat merugikan atlet yang ingin sukses sekolah, tetapi juga ingin sukses menjadi atlet berprestasi.
Baca Juga: Membludak, Peserta Penataran Pelatih dan Wasit Juri Pencak Silat Pengkot IPSI Jakarta Timur
Bagamana menghadapi kasus seperti ini? Pertanyaan tentang hal ini diajukan oleh salah salah satu peserta kepada psikolog Diah Paramita dalam sesi tanya jawab penataran pelatih dan wasit juri Pencak Silat yang diadakan oleh Pengurus Kota IPSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia) Jakarta Timur di Kantor Walikota Jakarta Timur (Sabtu (20/5/2023).
Atas pertanyaan itu psikolog, Diah Paramita, mengatakan pelatih harus menyelidiki lebih jauh mengapa atletnya tidak berlatih rutin sesuai jadwal yang sudah ditetapkan dan disepakati . Bila atlet yang adalah seorang pelajar pastilah akan menghadapi kasus seperti ini.
Maka dalam kesempatan itu Diah Paramita menyarankan supaya pelatih melakukan pendekatan secara pribadi kepada atlet bersangkutan. Pendekatan itu penting untuk menanyakan secara pribadi sebab-musebab mengapa ia sering kali absen latihan.
Baca Juga: Pesta Emas Ditorehkan Pencak Silat SEA Games Kamboja
Kalau sebabnya karena jadwal berlatih yang bersamaan dengan waktu sekolah, pelatih perlu melakukan pendekatan dengan pihak sekolah bagaimana menyelamatkan atlet yang pelajar ini agar dua target bisa diraih oleh pelajar yang adalah atlet ini.
Bukankah guru/kepala sekolah, dan juga pelatih adalah juga seorang pendidik yang dalam pekerjaannya lebih mementingkan kepentingan masa depan anak/atlet dibanding mempertahan pendirian {ego) yang tidak pelru?
Baca Juga: Perolehan Medali Sea Games 2023, Indonesia Masuk Posisi Tiga Besar
Jangan sampai atlet memilih mundur dari atlet hanya karena ego dua belah pihak yang tak bisa kompromi. Ada juga karena pekerjaan dan latihan yang waktunya bersamaan. Bila demikian, solusinya sama tetap pentingnya dialog kedua instrasi (bidang kepelatihan) dan tempat kerja atlet untuk bisa dikompromikan demi prestasi.
Acara sesi tanya jawab dalam penataran pelatih dan wasit juri Pengkot IPSI Jakarta Timur ini berlangsung hangat dan lama karena banyak sekali pertanyaan diajukan oleh peserta untuk lebih memahami bagaimana menangani atlet sebagai pelatih dari sisi psikolgis.
Baca Juga: Garuda Muda Hajar Thailand 5-2
Artikel Terkait
Timnas Indonesia Singkirkan Vietnam dengan 10 Pemain
Lumbung Emas Gulat SEA Games 2023 Masih Belum Kering, Mutiara Ayuningtyas Sumbang Satu Emas Lagi di Hari Kedua
Jelang Final Bola SEA Games 2023 Indonesia Vs Thailand, Jangan Lupakan Faktor 'X'
Dayung Sumbang Medali Emas Ketiga dari Nomor 800 Meter 12 Crew Terbuka
Air Mata Di Ujung Sajadah, Naluri Ibu dan Anak yang Dipisahkan, Dibintangi Aktris SeniorJenny Rachman
Dewi Perssik Minta Menjadi Bagian Keluarga Besar FORWAN, Bahagia Dilibatkan Acara Bersama Anak Yatim Piatu